Lawang Sewu - Gedung Kuno yang Megah dan Kokoh
Sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan keberadaannya telah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Semarang sejak dulu adalah kota pelabuhan yang cukup ramai dan diperhitungkan sebagai salah satu tempat perdagangan antar pulau maupun negeri. Buktinya sampai saat ini masih memiliki banyak bangunan-bangunan bergaya arsitektur masa kolonial yaitu di kawasan Kota Lama Semarang seluas lebih 70 hektar yang diberi julukan “Oude Staad - Belanda Kecil”. Atau adanya situs klenteng Gedong Batu di Simongan, sebagaimana fakta sejarah mengatakan sebagai tempat singgah Laksamana Cheng Ho utusan Negeri Tiongkok saat berlabuh ke Jawa.
Sejak jaman pemerintahan penjajah Belanda Semarang sebagai kota besar salah satu buktinya sebuah perusahaan kereta api (trem) milik Belanda menempatkan kantor pusatnya. Kantor pusat Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau dikenal NIS ini menempati sebuah gedung megah bergaya art deco yang bercirikan ekslusif dan berkembang pada era 1850-1940 di benua Eropa. Bangunan ini salah satu karya dua arsitek Belanda ternama saat itu, yaitu: Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag.
Gedung ini oleh warga Semarang lebih dikenal dengan sebutan Gedung Lawang Sewu. Mengapa bangunan tua tersebut oleh masyarakat Semarang dikenal dengan julukan Lawang Sewu ? Karena ciri khas bangunan megah yang merupakan sebuah perkantoran ini memiliki pintu atau ‘lawang’ dalam bahasa Jawa, sedang ’sewu’ artinya seribu sebagai arti kiasan dari banyak karena memang jumlah pintunya tidak atau seribu atau lebih. Atau arti dalam bahasa Indonesia adalah si “pintu seribu”, kira-kira ingin menunjukan bahwa gedung kantor pusat kereta api Belanda ini punya pintu banyak sekali.
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa pertempuran lima hari di Semarang, di gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan kompetai dan Kido Buati Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan SK Wali Kota 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.


Sumber: http://www.freshwell.com/nsh.php?nsh=0063
No comments:
Post a Comment